Tips Halafan Al-Qur’an Mutqin Ustadz Ahamad Jaaze

Sebagaimana yang kita ketahui, beberapa tempat yang menjadi wadah para penghafal Al-Quran dalam menyelesaikan hafalannya. Dengan kurun waktu dan capaian target yang berbeda-beda, juga program dan metode yang digunakan. Hal ini banyak diminati mereka yang begitu antusias ingin segera menyelesaikan hafalannya, tak jarang orang tua pun berharap banyak atas hadirnya wadah-wadah yang mau memfasilitasi anak-anaknya dalam mencintai Al-Quran.
<!–more–>

Kemudahan menghafal Al-Quran memang sudah dijanjikan oleh Allah SWT. dalam kitab suci Al-Quran itu sendiri yakni QS. Al-Qamar ayat 17, 22, 32 dan 40:

ولقد يسرنا القرآن للذكر فهل من مدكر

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”

Namun, beberapa dari kita masih sering mengeluhkan ketika menambah hafalan baru maupun mengulang yang pernah dihafal, ternyata masih menemukan kesulitan.

Di dalam majelis ilmu tersebut, Ustadz Ahmad Jaaze menyampaikan pengalamannya yang luar biasa selama menghafal dan memperkuat hafalannya. Selain itu menyampaikan kiat-kiat memutqinkan hafalan sebagaimana yang akan penulis paparkan disini.

6 SYARAT YANG HARUS DISEPAKATI DALAM MENGHAFAL AL-QURAN, DIANTARANYA:

TERSENYUM BAHAGIA
—————–

Beberapa fakta tentang hal ini diantaranya:

Marah selama 5 menit dapat mengakibatkan stress selama 6 jam
Daya fokus dan konsentrasi akan meningkat apabila diri dalam kondisi yang bahagia

MEMPERBANYAK KONSUMSI AIR MINERAL
———————————

Semua makhluk hidup hakikatnya memerlukan air dalam kehidupannya. Pada tubuh manusia, kekurangan air dapat menyebabkan tidak fokus, otak akan kekurangan oksigen, menciut, dan bisa menyebabkan matinya fungsi otak.

MEMILIH TEMPAT
————–

Pilihlah tempat yang tidak mengganggu fokus pendengaran dan pengelihatan serta pikiran.

MEMILIH WAKTU
————-

Waktu yang paling bagus untuk menghafal adalah saat fajar, yaitu satu jam sebelum shubuh dan satu jam sesudahnya. Selain itu orang-orang yang membaca Al-Quran di waktu fajar mendapatkan kemuliaan yaitu disaksikan oleh Allah SWT.

MEMILIH GURU AL-QURAN
———————

Belajar Al-Quran tidaklah bisa dilakukan secara mandiri atau tanpa guru. Dalam hal ini kita mengetahui bahwa Rasulullah SAW pun memiliki guru dalam mempelajari Al-Quran yaitu Jibril a.s.

MEMILIH MUSHAF AL-QURAN
———————–

Gunakan satu jenis Al-Quran selama proses menghafal
Gunakan mushaf berukuran sedang. Tidak terlalu besar hingga kesulitan dibawa-bawa, pun tidak terlalu kecil hingga kesulitan dalam membaca
Gunakan mushaf yang tulisannya berwarna dan bukan hitam putih. Mushaf dengan tulisan berwarna sudah disesuaikan tanda bacanya dengan kondisi kebanyakan orang Indonesia, sehingga memudahkan
Setelah dilakukan persiapan tersebut, maka kita boleh masuk ke materi selanjutnya.

METODE MENGHAFAL AL-QURAN
————————-

PERSIAPAN PSIKOLOGIS
——————–

Dalam persiapan psikologis terdapat 2 langkah:

Hapus
Ganti
Maksud dari hapus dan ganti ini adalah penghafal perlu mengosongkan pikiran-pikiran yang ada sebelum akan memulai fokus dan mengganti dengan memori yang akan diingatnya yaitu hafalan Al-Quran.

MEMBAYANGKAN/MENGIMAJINASIKAN
Ketika mulai menghafal, tidak bisa hanya dengan mengandalkan pandangan. Sebab menghafal yaitu menyimpan ingatan dalam memori, maka membayangkan atau mengimajinasi hafalan seolah berada dalam otak. Membayangkan letak ayat, urutan perkata dan lain sebagainya perlu untuk dapat mengulang-ulanginya lagi nanti.

PEMANASAN OTAK
Ketika mulai duduk untuk menghafal, ada baiknya tidak langsung menambah hafalan. Dibutuhkan pemanasan sekitar 5-6 menit sebelumnya. Pemanasan yang dimaksud adalah dengan memuroja’ah (mengulang-ulang) hafalan sebelumnya tanpa melihat Al-Quran. Alasannya, otak perlu waktu untuk merangsang seolah mendapat kejutan hingga ingin bersegera membuka Al-Quran.

FOKUS DALAM MENGHAFAL
Terdapat beberapa cara agar dapat segera fokus ketika akan memulai menghafal, diantaranya:

Cara Memegang Al-Quran
Baiknya Al-Quran diposisikan sejajar dengan pandangan. Jika Al-Quran lebih rendah dari pandangan maka efeknya leher akan tertekuk dan peredaran darah tidak lancar sehingga mudah mengantuk dan bosan. Kemudian posisi Al-Quran agak disebelah kanan pandangan, diangkat menggunakan tangan kanan.

Menghadirkan Pikiran
Yang perlu kita ketahui mindly tidak sama dengan phisycly, dimana terkadang tubuh sudah bersiap dalam keadaan akan menghafal, namun tidak dengan pikirannya. Menghadirkan pikiran amat perlu untuk membangun daya fokus saat menghafal.

Menghadirkan Perasaan
Hal-hal yang dianjurkan agar dapat menghadirkan perasaan, antara lain:

Berwudhu
Wangi
Berpakaian sopan

PERNAFASAN
Teknik pernafasan dapat dilakukan minimal 3 kali sebelum menghafal Al-Quran, semakin sering semakin baik dan maksimal.

Caranya adalah dengan menarik nafas panjang dan dalam melalui hidung, kemudian tahanlah di perut selama 8 detik. Ada baiknya menghabiskan waktu 8 detik dengan berdzikir. Kemudian lepaslah perlahan-lahan melalui mulut. Lakukan teknik pernafasan ini dengan rileks dan tenang.

Adapun ketika akan memulai untuk menghafal, tariklah nafas dalam melalui hidung dan keluarkan secara bersamaan dengan ayat yang dibaca ( nafas dan ayat keluar secara bersamaan).

TRIK MENGHAFAL DAN MENYATUKAN AYAT YANG SUDAH LANCAR

Perlu kita ketahui bahwa jenis surat yaitu Makkiyyah dan Madaniyyah itu menjadi titik pembeda dalam menyatukan ayat yang akan dihafal secara lancar.

MAKKIYYAH
Dalam jenis surat Makkiyyah akan kita dapati ayat-ayat yang cenderung pendek dan sedikit, seperti pada surat-surat yang terdapat di juz akhir dalam Al-Quran. Kebanyakan orang agak kesulitan mengingat urutan ayat jika hafalan tidak terus diulang. Cara agar dapat mengingat masing-masing ayat secara berurut adalah dengan menghafalkan perlima ayat, sehingga berlaku kelipatan lima ayat setelahnya. Hal ini secara tidak langsung dapat membuat kita menghafalkan urutan ayat.

MADANIYYAH
Sedangkan dalam jenis surat Madaniyyah terdapat sekiranya dalam satu halaman 1 sampai 5 ayat. Surat Madaniyyah biasanya berada di awal-awal juz dalam Al-Quran. Cara menggabungkan ayat dalam menghafal jenis surat ini adalah dengan membagi 2 atau 3 perhalamannya.

Cara atau sistem menghafal seperti ini dapat memindahkan daya ingat short term memory menjadi long term memory. Dengan begitu hafalan lebih lekat dalam ingatan dengan jangka waktu yang panjang.

Terdapat pula beberapa level yang dapat diterapkan sebagai metome muroja’ah:

Al-Hifzh (Menghafal)
Merupakan level interaksi, dimana kita harus menyetorkan hafalan baru kepada guru/ustadz. Level ini merupakan gerbang/pembuka menuju level-level selanjutnya. Dalam level Al-Hifzh usahakan tidak terlalu banyak kesalahan agar dapat lanjut pada level setelahnya. Dalam level Al-Hifzh letak hafalan masih berada di short term memory, dimana masih sangat rentan lupa.

At-Tikrar (Pengulangan)
Level ini dilakukan setelah menghafal bukan ketika sedang menghafal. Apabila kita selesai menghafal satu halaman misalnya, maka lakukan pengulangan dalam 20 kali putaran. Ragu-ragu masih sering terjadi pada putaran ke-1 sampai 5, ini merupakan proses pemindahan dari short term memory menuju long term memory.

Lakukan 20 kali tikrar tanpa memegang Al-Quran lebih baik daripada melakukan tikrar sebanyak 100-200 kali dengan memegang Al-Quran. Hal ini memicu rasa aman dan nyaman. Ketika ragu atau lupa, jangan sekali-kali membuka Al-Quran, biarkan otak berpikir dan mencari tahu dulu. Minimal bertanya pada orang lain.

Ar-Robht (Pemanasan Otak)
Pada level Ar-Robht ini kita dapat mematenkan hafalan walaupun diiringi dengan terus ziyadah (menammbah hafalan). Level ini dilakukan ketika akan memulai ziyadah. Penamansan otak yang dimaksud adalah mengulang hafalan yang sudah dihafal sebelum akan memulai ziyadah.

Ketika hafalan baru bertambah maka level Ar-Robhtnya juga bertambah. Artinya muroja’ahnya bertambah lagi. Robht boleh dicicil, misalkan dalam satu hari lakukan robht di pagi hari sekian halaman, siang hari sekian dan seterusnya hingga robht selesai barulah mulai menambah hafalan yang baru di hari yang sama.

Al-Muroja’ah (Pengulangan)
Tidak ada yang disebut muroja’ah sebelum satu juz, artinya pengulangan yang dilakukan dalam level muroja’ah haruslah satu juz seminimal-minimalnya.

Cara Muroja’ah:

1 – 10 juz (dimuroja’ah dalam sepekan)
10 – 15 juz (dimuroja’ah dalam 2 pekan)
16 – 20 juz (dimuroja’ah dalam 3 pekan)
21 – 30 juz (dimuroja’ah dalam satu kali sebulan)

At-Tajdiid (Updating & Saving)
Level ini sangat berfungsi bagi penghafal 30 juz maupun yang menuju 30 juz. Jika dalam keadaan sibuk, maka minimal muroja’ah satu hari satu juz dan dilakukan berkali-kali. Jika hanya sekali maka hanya updating (masih banyak kemungkinan salah), maka harus dilakukan saving (berkali-kali).

Catatan Penting:

Lakukan 5 level tersebut tanpa melihat dan membuka Al-Quran sama sekali.
Apabila ada ayat yang lupa atau ragu, diusahakan konfirmasi dengan bertanya pada orang lain.

Konfirmasi hanya boleh dilakukan pada bagian yang dikhawatirkan salah.
Sekiranya ini yang dapat penulis paparkan dari ilmu yang Ustadz Ahmad Jaaze bagikan dalam acara training motivasi menghafal Al-Quran. Bagaimanapun juga metode-metode yang penulis rangkum dari majelis ilmu ini hanya akan menjadi metode saja apabila tidak diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ada berbagai sistem dan metode yang dapat menjadi referensi penghafal Al-Quran dalam menjaga hafalannya. Tidak satupun bisa menjadi jaminan bersarangnya Al-Quran dalam diri kita kecuali hanya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dari apa yang sudah disampaikan oleh orang-orang yang lebih dulu.

Sumber: Training menghafal Al-Quran, oleh ustadz Ahmad Jaaze

Leave a Comment